Segala puji hanyalah milik Allah. Dzat yang Maha Kuasa untuk menguasai nyawa-nyawa yang ada di setiap hamba-hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Shallallahu ‘alaihi wa salam para keluarganya dan para pengikutnya.

Amal dan aktivitas bisa bernilai pahala sesuai tergantung niat kita. Begitu indahnya Islam bahwa setiap amalan yang terlandasi dengan niat yang benar akan bernilai ibadah.

Pada pembahasan yang sebelumnya kita telah mengetahui silsilah hadits niat dan kedudukan haditsnya. Kita kembali lagi melihat sabda Nabi Shallahu alaihi wasallam.

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

“Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan dari apa ia niatkan. (Sebaimana) apabila seseorang berhijrah karena Allah dan rasul-Nya. Maka hijrahnya itu (bernilai) karena Allah dan rasul-Nya. Akan tetapi jika seseorang berhijrah yang karena dunia untuk bergantung padanya atau sebab seorang wanita yang ingin ia nikahi. Maka hijrahnya itu sesuai apa yang tuju. (H.R Bukhori, no.1 dan H.R Muslim, no.1907)

Mengawali sesuatu dengan niat dalam setiap amal dan aktivitas sangatlah penting. Dalam Islam, niat memanglah memiliki urgensi dan bagi seorang muslim tidak boleh meremehkannya. Niat memiliki kedudukan dalam kesempurnaan beramal. Tanpa niat, amalan atau ibadah menjadi tertolak.

Padanan Kalimat Hadits Niat

Hadits ini tersusun dengan kalimat peniadaan dan penetapan. Peniadaan “Tidaklah ada amalan-amalan” dan penetapan “kecuali dengan adanya niat. Atau tidaklah ada sesuatu amalan (yang benar) kecuali jika terlandasi niat. Dan kalimat yang serupa dari lanjutannya ialah seseorang akan mendapatkan pahala atau balasan dari apa yang ia kerjakan sesuai dengan apa ia niatkan. Peniadaan “Tidaklah seseorang” penetapan “kecuali apa yang dia niatkan”.

Ungkapan selanjutnya “Apabila seseorang berhijrah karena Allah dan rasul-Nya…”. Dan “Jika seseorang berhijrah yang karena dunia untuk bergantung padanya atau sebab seorang wanita yang ingin ia nikahi….”

Hijrah ialah meninggalkan sesuatu dan dalam istilahnya ialah perpindahan dari negeri kafir kepada negeri Islam. Dua kegiatan ini adalah sama yaitu hijrah dan tempat tujuannya jugalah sama. Yang berbeda ialah maksud tujuan seseorang itu mengadakan hijrah. Yang pertama karena melaksanakan perintah Allah dan rasul-Nya dan mencari ridho-Nya. Adapun yang kedua ialah karena mengikuti pujaan hatinya yang ingin dia nikahi maka akhirnya dia ikut berhijrah.

Dan Nabi Shallahu alaihi wasallam menjelaskan balasan dari dua orang ini adalah berbeda. Yang pertama mendapatkan pahala dan balasan lainnya. Adapun yang kedua dia tidak mendapatkan pahala dan hanya mendapatkan sesuai apa yang dia maksudkan.

Pentingnya Amal Dan Niat

Niat adalah syarat diterimanya ibadah

Allah Ta’ala berfirman.

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ

“Maka tidaklah mereka diperintah kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah dengan (niat yang) murni dalam (menjalankan) agama hanya untuk-Nya.” (Al-Bayyinah: 5)

Dari ayat ini kita mengetahui isyarat akan syarat niat (yang murni) sebagai tanda diterimanya ibadah. Tanpa adanya niat maka tidak sah ibadah seseorang. Di sisi lain walaupun niat sudah benar, ibadah juga akan tertolak jika ibadah tersebut tidak sesuai dengan ajaran nabi Shallahu alaihi wasallam.

Niat berfungsi sebagai pembeda antara ibadah satu dengan ibadah lainnya

  1. Niat membedakan antara ibadah dan rutinitas

Misalnya seseorang tidak boleh untuk makan atas perintah dokter dan akan berbeda apabila dia tidak makan juga bertujuan untuk berpuasa mengerjakan sunnah. Atau terkadang seseorang mandi hanya sekedar agar tubuh menjadi segar dan akan berbeda jika dia mandi karena adalah dia telah junub atau akan mendatangi sholat jumat. Dan pembedanya adalah niat. Maka Islam menganjurkan seseorang untuk meniatkan yang baik dari aktivitas dunia seperti bekerja atau berdagang atau yang lainnya seperti untuk menafkahi keluarganya atau ingin berinfaq atau bersedeqah atau hal lainnya maka aktivitas tersebut berpahala.

Nabi Shallahu alaihi wasallam bersabda.

إذا أنفق المسلم نفقة على أهله، وهو يحتسبها، كانت له صدقة

“Jika seorang muslim memberikan nafkah kepada keluarganya dengan niat mengharap pahala, niscaya baginya adalah sedekah.” (HR Bukhori, no 5351 dan Muslim, no 1002)

  1. Niat membedakan antara ibadah satu dengan ibadah lainnya

Sebagaimana seorang muslim sholat dua rakaat. Maka wajib baginya untuk menentukan niatnya. Dia bisa saja sholat subuh atau sholat sunnah rawatib atau sholat tahiyatal masjid. Dan semua akan jelas setelah menentukan niatnya.

  1. Niat membedakan maksud dari amal

Maka kewajiban muslim ialah beramal semua karena Allah Azza Wajalla bukan yang lain-Nya. Karena niat membawa seseorang kepada pintu keikhlasan. Nantikan pembahasannya di artikel berikutnya. Bi ‘idznillahi ta’ala

والله أعلم و أحكم


Referensi : Al-Hululu al-Bahiyyah Syarh al-Arbain al-Nawawiyah karya Syeikh Dr. Manshur bin Muhammad al-Shoq’ub

Kategori :