Segala puji hanya milik Allah Ta’ala. Dimana Dia Maha Penyembuh dari hamba-hamba-Nya yang sedang dihapuskan dosa-dosanya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Shallallahu ‘alaihi wa salam para keluarganya dan para pengikutnya.
Hingga pertengahan tahun ini wabah masih melanda dunia. Akan tetapi masih ada sebagian orang yang meremehkan akan adanya penyakit ini. Atau masih ada yang tidak percaya bahwa ada penyakit yang menular dari orang satu ke orang yang lainnya.
Mungkin sebagian kaum muslimin sudah pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bahwasanya tidak ada penyakit yang menular. Lantas apakah keadaan realita saat ini terhadap hadits nabi tersebut saling bertolak belakang. Rasulullah shallallahu alaihi wasalam pernah bersabda.
عن أبي هريرة قال : قال النبي : لا عدوى، ولا طيرة، وأحب الفأل الصالح
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda “Tidak ada penyakit menular dan kesialan akibat sesuatu dan aku suka bertutur kata yang baik”. (H.R Muslim, 2223)
Sebelum datangnya nubuwah kaum Arab jahiliyah selalu mempercayai akan hal-hal berbau tahayul dan khurofat. Ada burung yang hinggap di rumah merupakan pertanda kesialan atau bahaya atau akan datang wabah. Maka datanglah penjelasan Rasulullah shallallahu alaihi wasalam untuk menghindari atau tidak mempercayai hal-hal tersebut.
Kesialan atau wabah penyakit ataupun bencana bukanlah berkaitan dengan adanya burung tertentu atau sejenisnya melainkan hanya prasangka mereka saja. Di sini Rasulullah shallallahu alaihi wasalam menyebutkan tidak ada penyakit menular tidak lain menjelaskan bahwa penyakit tidaklah menular dengan sendirinya atau lantaran fenomena tertentu atau bukan hal yang datang dari takdir Allah seperti keyakinan Arab jahiliyah.
Dari tinjauan Islam sendiri penyakit menular memanglah ada dan ilmu medis zaman ini telah membuktikannya. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam.
عن أبي هريرة عن النبي صل الله عليه وسلم قال: لا يورد ممرض على مصحّ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda, “Janganlah (unta) yang sehat dicampur dengan (unta) yang sakit”. (H.R Muslim 2221)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa adanya penyakit yang menular. Mencampurkan unta yang sakit akan menularkan kepada yang sehat lainnya. Rasulullah shallallahu alaihi wasalam juga pernah menyuruh untuk menjauhi penyakit kusta.
عن أبي هريرة عن النبي صل الله عليه وسلم قال: فر من المجذوم فرارك من الأسد
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda, “Larilah menjauh dari penyakit kusta sebagaimana dirimu lari dari singa”. (H.R Bukhori, 5707)
Maka tidaklah ada yang bertolak belakang antara sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam dengan realita wabah seperti yang juga terjadi pada saat ini. Tentunya penyakit menular tidaklah menular dengan sendirinya melainkan dengan kehendak dan ketentuan Allah Ta’ala.
Sebagai seorang muslim kewajiban kita tetaplah berupaya untuk menghindari penyakit-penyakit itu menular dengan kita sebagai medianya ataupun tertular dari yang lainnya. Kemudian setelah itu kita bertawakal kepada Allah dengan selalu memanjatkan doa sebagaimana yang sunnah baginda nabi shallallahu alaihi wasalam dari wiridnya. Simak wirid dan doanya untuk menghindari penyakit menular berikut ini.
Artikel ini merujuk pada intisari kajian kitab
Al-Ahkam al-Fiqhiyah al-Muta’alliqoh biFirus Kuruna oleh Syeikh Prof. Dr. Khalid bin Ali al-Musyaiqih