Ujian Itu Tidak Mudah

Orang sholeh di zaman dulu ketika mereka ingin terhindar dari maksiat, mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah (baru keluar rumah apabila ada keperluan).

Adapun di zaman kita, untuk terhindar dari maksiat, menghabiskan waktu dirumah saja, belum tentu. Apa sebabnya? Karena di rumah kita, di kamar kita, ada benda bernama smartphone, ada gadget dilengkapi Wi-fi yang senantiasa menemani berselancar. Disinilah kita benar-benar diuji. Apakah kita senantiasa merasa diawasi oleh Allah. Kita diuji apakah kita merasa disana ada malaikat yang siap mencatat apa yang kita tonton dan kita dengar via youtube, apa yang kita tulis di status kita dan seterusnya.

Allah berfirman:

لِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَخَافُهُ بِالْغَيْبِ

“Supaya Allah mengetahui orang yang takut kepada-Nya …” (QS. Al Maidah: 94)

 

Ketika kita sendirian di kamar, kita buka smartphone, kemudian kita bermaksiat, mungkin saat ini anggota tubuh kita hanya diam membisu. Namun, pada hari kiamat apa yang akan terjadi?

Allah berfirman:

حَتّٰىٓ اِذَا مَا جَاۤءُوْهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَاَبْصَارُهُمْ وَجُلُوْدُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Fussilat: 20)

 

Di hari kiamat penglihatan, pendengaran dan kulit kita akan menjadi saksi.

Semoga Allah memberikan kita ketakwaan disaat kita sendiri maupun disaat banyak orang, Dan mari selalu ingat, smartphone dan internet adalah ujian ketakwaan kita.

 

Ditulis oleh Ustadz Budi Santoso, Lc., M.Pd.